Anak ingin menikah? Ini yang harus orang tua siapkan. Bukan mempersiapkan biaya pernikahan saja, tetapi ada hal penting yang harus diperhatikan.
Ketika anak Anda ingin menikah, pasti sebagai orang tua akan merasa bahagia. Apalagi jika anak usianya sudah matang, maka ada perasaan lega ketika anak Anda akhirnya akan punya pendamping hidup yang akan menemani selamanya.
Selain perasaan bahagia, pasti akan ada juga perasaan sedih. Karena anak akan bersama pasangannya yang mungkin tidak akan tinggal bersama orang tua lagi. Sebagai orang tua itu perasaan yang wajar. Akan tetapi perasaan ini cukup dipahami secara dewasa saja. Jangan sampai larut apalagi sampai muncul setelah anak menikah.
Untuk itu ketika anak ingin menikah, orang tua juga harus bersiap diri. Jangan hanya fokus kepada anak. Karena ketika momen ini, pasti orang tua akan memberikan petuah-petuah ke anak agar bisa mempersiapkan pernikahan dan ketika nanti sudah menikah. Tapi di lain sisi orang tua justru tidak mau mempersiapkan diri.
Tak jarang yang pada akhirnya malah merusak hubungan orang tua dan anak setelah menikah.
Jadi sebelum anak Anda menikah, Anda sebagai orang tua harus melakukan hal ini.
1. Tanyakan Tempat Tinggal Setelah Menikah
Ketika anak ingin menikah, coba tanyakan rencana tempat tinggal setelah menikah nanti. Apakah anak ingin tinggal bersama orang tua / mertua, atau membeli rumah, atau tinggal di rumah kontrakan, atau lainnya.
Masalah ini sangat penting untuk ditanyakan. Bukan untuk mencampuri rencana anak dan pasangannya, tetapi ini justru untuk persiapan dari sisi orang tua.
Misalnya kondisinya begini, anak Anda belum punya rumah sendiri, kemudian punya keinginan untuk tinggal bersama orang tua sementara waktu. Maka Anda sebagai orang tua harus mempersiapkan rumah Anda untuk tempat tinggal mereka.
Akan lebih baik jika rumah dipisah atau disekat jika memungkinkan, sehingga nantinya misal tetap satu atap, anak dan pasangannya bisa memiliki privasi sendiri. Contohnya saja dapur sendiri, ruang keluarga sendiri, dll.
Karena hal seperti itu akan sangat penting ketika anak sudah menikah. Tujuannya untuk menghindari konflik antara menantu dan orang tua.
Lalu misalnya anak ingin mengontrak rumah, maka orang tua ya harus mempersiapkan diri atau mungkin membantu biaya sewa rumahnya di awal tahun (tidak perlu selamanya) kalau memungkinkan. Siapa tahu anak belum memiliki uang yang cukup.
Intinya masalah tempat tinggal harus ditanyakan dan didiskusikan bersama. Tapi ingat, tujuannya agar orang tua juga bisa mempersiapkan diri.
Baca juga : Toxic Parenting: Hindari Kesalahan Umum yang Bisa Merusak Keharmonisan Keluarga Anda
2. Dukung Semua Keputusan Anak
Ketika anak sudah menikah, maka anak Anda akan memiliki keluarga baru. Anak Anda sudah bukan anak kecil yang bisa Anda atur ini itu. Pastinya mereka sudah punya rencana, dan selamanya rencana mereka adalah rencana yang positif, sebagai orang tua Anda harus mendukungnya.
Contohnya saja ketika Anak memiliki rencana ingin mengontrak rumah. Anak beralasan ingin hidup mandiri, ingin belajar berumah tangga bersama pasangannya di rumah sendiri walaupun masih mengontrak.
Kalau sudah seperti itu, dukung saja keputusan tersebut. Karena itu adalah rencana yang positif. Anak ingin belajar berumah tangga, ingin hidup mandiri dan tidak bergantung orang tua lagi. Tentu sebagai orang tua Anda harus bangga jika anak Anda seperti itu.
Jadi apa pun keputusan anak, asal itu positif, dukung saja.
3. Ikhlaskan & Jangan Khawatirkan Anak
Bagi orang tua yang anaknya ingin menikah, pasti akan muncul kekhawatiran nanti bagaimana hidupnya. Apalagi jika dari sisi ekonomi anak dan pasangannya masih berjuang, kadang sebagai orang tua yang ekonominya sudah mapan akan ada perasaan khawatir kalau anaknya akan hidup susah.
Akhirnya ketika sudah menikah, orang tua terlalu perhatian dengan memberikan ini itu yang sebenarnya itu membuat anak menjadi risih.
Bagaimana pun juga, sebagai orang tua Anda harus ikhlas dan jangan khawatirkan anak. Biarkan anak Anda menjalani kehidupan yang baru bersama pasangannya. Suka duka mereka adalah perjalanan hidupnya.
Kalau Anda masih belum ikhlas dan selalu khawatir, maka yang akan terkena dampak buruknya justru Anda. Anda akan merasa menjadi orang tua yang bersalah atau bahkan malah membuat Anda tidak bisa merasakan bahagia meskipun anak sudah menikah.
Apalagi jika anak Anda adalah anak perempuan, ikhlaskan dia untuk dibawa pria yang mencintainya. Percayakan pada anak Anda pada lelaki yang sudah mempersuntingnya. Doakan mereka agar mendapatkan keberkahan dalam rumah tangganya.
4. Jangan Campuri Urusan Anak Setelah Menikah
Anda juga harus mempersiapkan diri sebelum anak menikah dengan pasangannya. Persiapan itu salah satunya sadar kalau ketika anak sudah menikah nanti, maka anak Anda sudah memiliki tanggung jawab baru. Anak Anda sudah memiliki keluarga kecil baru. Yang artinya Anda sebagai orang tua juga harus punya batasan tanggung jawab.
Salah satunya adalah dengan tidak mencampuri urusan anak setelah menikah.
Ketika anak Anda sedang bertengkar dengan pasangannya, jangan ikut campur dan jangan memihak ke anak atau pasangannya. Biarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri. Baru ketika mereka meminta saran dari orang tua, Anda bisa memberikan nasehat. Itu pun juga bukan yang bersifat memaksa.
5. Tetap Berikan Perhatian Tetapi Tahu Batasan
Ketika anak sudah menikah, bukan berarti Anda melepas perhatian ke anak. Yang dilepas itu adalah tanggung jawab ke anak, tetapi untuk perhatian harus tetap diberikan. Karena Anda tetaplah orang tua dari anak-anak Anda.
Hanya saja bentuk perhatian di sini harus tahu batasannya. Jangan berikan perhatian yang sama ketika anak masih lajang.
Anak yang sudah menikah ingin bisa mandiri, maka dari itu perhatian harus yang bersifat supportif seperti memberikan dukungan terhadap keputusannya, tidak memaksa kehendak orang tua, dll.
***
Jadi ketika anak ingin menikah, Anda sebagai orang tua juga harus mempersiapkan hal-hal di atas. Jangan hanya fokus mempersiapkan biaya pernikahannya saja, tetapi dari sisi mental dan psikologis Anda sebagai orang tua juga perlu disiapkan.