VIRMANSYAH.info – Hari ini, Selasa (17/1), Google Trends menginformasi bahwa ada lebih dari 5.000 penelurusan terkait bencana alam Gempa Sumut.
Gempa bumi yang berpusat 28 km barat daya Kabupaten Deli Serdang kemarin Senin (16/1) memiliki kekuatan 5,5 skala richter (SR). Dan pasca gempa tersebut hari ini tercatat adanya gempa susulan sebanyak 33 kali dengan kekuatan 2,2 SR.
Saat saya cek email, informasi dari Google Trends ini merujuk ke situs Sumut.Pojoksatu.id yang menjadi salah satu situs terbanyak yang dikunjungi dari pencarian “Gempa Sumut” ini.
Di situs tersebut diberitakan kalau gempa susulan diakibatkan adanya aktivitas sesar lokal yang ada di Deli Serdang. Informasi ini disampaikan oleh Edison Kurniawan, Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan.
“Gempa susulan maupun yang sebelumnya disebabkan oleh adanya aktivitas sesar lokal yang berada di Deli Serdang, tepatnya 15 km arah laut Sibolangit,” ungkapnya, seperti dikutip dari Pojoksatu.id.
Yang membuat saya tercengang dari berita itu adalah bukan penyebab gempa susulannya, akan tetapi dampak yang bisa saja terjadi dari adanya gempa ini. Apa itu?
Di media online itu disebutkan kalau gempa susulan ini diakibatkan oleh adanya pergeseran lempeng yang ada di bawah Danau Toba. Lempengan ini bisa bergeser karena efek erupsi Gunung Sinabung yang lama tidak berhenti. Bahkan air Danau Toba menurun hingga 20 meter.
Lantas bagi yang ada di Samosir diharap waspada dan sigap. Mengingat Samosir adalah puncah Gunung Toba dimana memiliki jalur magma yang sama dengan Gunung Sinabung.
Namun, kabar itu hanyalah isu belaka.
Di media tersebut, Edison juga menjelaskan kalau isu yang beredar itu tidak benar dan hanya menyesatkan. Beliau juga menambahkan kalau isu tersebut tidak ada dasar ilmiahnya. Lha wong jelas-jelas gempa sumut tersebut terjadi karena gempa bumi darat yang berpusat di 3,33 Lintang Utara dan 98,460 Bujur Timur dengan kedalaman 10 Km yang penyebabnya adalah aktivitas tektonik sesar aktif lokal di sekitar Sibolangit, Deliserdang dan Karo.
Jadi masyarakat sekitar tak perlu termakan isu-isu itu.
Edison menegaskan kalau masyarakat ingin meyakinkan keraguannya, bisa lihat informasi resminya di laman BMKG yakni www.bmkg.go.id atau media sosialnya.
sumber : Google Trends, http://sumut.pojoksatu.id/2017/01/17/gempa-susulan-kembali-terjadi-di-sumut-sebanyak-33-kali/