Ceritanya Kamis-Sabtu (21 sd 23 April 2016) kemarin saya diajak jalan-jalan sama Kemenkes RI ke Batam. Bukan jalan-jalan biasa, tapi jalan-jalan kali ini ada misinya untuk membangun mimpi untuk negeri ini. B-)
Saya tak sendiri, waktu itu saya bersama 11 blogger lain dari tanah Jakarta dan berbagai rombongan pers. Kalau di total kemarin itu rombongan ada 60 orang. Banyakkk emang…
Nah, karena ini pertama kalinya aku ke Batam, lebih tepatnya pergi ke luar Pulau Jawa, ya saya sih sebenarnya biasa-biasa saja. Beberapa hari sebelum keberangkatan saya pesen tiket kereta dulu, dari Klaten – Jakarta. Soalnya kemarin akomodasi pesawat dari Jakarta – Batam. Owh ya, ini juga pertama kalinya saya naik pesawat. Ndesooo ya….
Beberapa hari sebelum hari H, saya di WhatsApp sama salah satu orang dari Kemenkes, namanya Ibu Septi. Sebelumnya, pas di WhatsApp saya memanggilnya ‘Mbak’, hahaha, lalu saya rubah jadi ‘Ibu’, ya biar agak pantas. Maaf njih Bu Septi…. ^^
WhatsApp Bu Septi / dok.pribadi |
Waktu itu Bu Septi WA saya cuma mau minta fotokopi KTP saja untuk keperluan booking pesawat. Ya sudah saya kasih saja, scan KTP, tapi Bu Septi minta difotoin saja, ya sudah saya turuti.
Selang beberapa hari, saya tanya ke Bu Septi soal jadwal keberangkatan nanti ke Batam, soalnya saya juga perlu booking tiket kereta, biar pas waktunya. Pas hari Sabtu (16/4) akhirnya beliau ngirimin saya rundown acara via WA. Pas saya lihat, ternyata jam 07.00 WIB harus sudah kumpul di Bandara Soekarno-Hatta. Itu artinya, saya harus nyari transportasi dari Klaten ke Jakarta yang sampainya sebelum jam 07.00 WIB.
Jadwal Tentatif Media Tour Nusantara Sehat |
Sebenarnya bisa juga saya ke Jakarta pas H-1, tapi kebetulan waktu itu ada acara waktunya mepet, akhirnya nggak bisa.
Sempat terpikir mau naik pesawat saja ke Jakartanya, tapi lihat jadwal penerbangan waktunya tidak memungkinkan. Ya sudah, akhirnya nyoba nyari tiket kereta yang waktunya pas.
Browsing-browsing dapatlah tiket kereta lewat Tokopedia. Iya, saya baru ngeh ternyata Tokopedia juga jualan tiket. (Ini bukan pesan sponsor lho ya, ini cuma pengalaman saya kemarin). Kemarin dapat tiket kereta Argo Dwipangga Kelas Eksekutif jurusan Klaten – Gambir dengan harga Rp 173.250 saja, kebetulan dapat promo. Murah banget lah ya untuk ukuran kereta eksekutif.
Harga yang tercantum belum dipotong promo |
Nah, pas order tiket itu, saya cuma pesen tiket berangkat saja, tiket pulang belum pesan. Soalnya nanti takut jadwalnya molor, tiket malah hangus. Tapi setelah melihat jadwal acara, dan jadwal kereta kepulangan, akhirnya saya beli langsung tuh tiket untuk pulang, rute masih sama, Gambir – Klaten dengan Kereta Argo Lawu kelas Eksekutif juga. Keren ya saya B-) #AnakEksekutif
Rabu malam, berangkatlah saya ke Stasiun Klaten, karena jadwal keretanya jam 20.28 WIB. Tiba di stasiun Klaten sekitar jam 19.30 WIB, ya biar nunggu di sana daripada kesusu.
Alhamdulillah keretanya ontime, meski telat 5 menitan. Pelayanan kereta sekarang saya akui lebih baik, terima kasih PT. KAI.
Saya dapat gerbong 7 dari total 8 gerbong, pas masuk…. Ya Allah, ini kereta eksekutif kok bagus amat. :)) Soalnya belum pernah naik Argo Dwipangga. Yang bikin heran lagi, kok dalam satu gerbong cuma beberapa orang, nggak lebih dari 6 orang. Padahal pas saya booking tiket, di sana tertulis tinggal 3 kursi.
Kereta Api Argo Dwipangga Eksekutif (Klaten-Gambir) / Foto:dok.pribadi |
Dan saya pun baru menyadari bahwa ini hanya strategi marketing saja, mungkin Tokopedia cuma dapat beberapa kursi dari PT.KAI, jadi kesannya udah full booking padahal masih seloo.
Yowes, akhirnya bisa leyeh-leyeh di dalam kereta, tinggal nunggu sampai saja. Tapi meskipun naik kelas Eksekutif yang seloo…saya nggak bisa tidur nyenyak. Bukan masalah takut ada copet, lha wong ada petugas keamanan yang mondar-mandir, tapi masalah AC kereta yang terlalu dingin. Sumpah saya nggak bisa tidur kalau AC terlalu dingin, meskipun kemarin udah pakai selimut.
Sekitar jam 23.00, mata pas agak lelap-lelapnya, akhirnya terbangun karena mendengar suara perempuan yang berjalan. Bukan setan, bukan sesuatu yang gentayangan, tapi si mbak ‘pramugarinya kereta’ yang jualan makanan. Lhah, saya kira mau dapat makan gratis, ternyata dijual. :)) Soalnya saya pas masuk kereta lupa beli cemilan plus minuman.
Seiring kereta berjalan, waktu pun berputar…
Sampailah saya di Stasiun Gambir, lupa jam berapa tepatnya, tapi waktu itu pas Subuh, soalnya terdengar suara adzan. Sampai sana ternyata pas hujan, wah…
Rencana saya pas sampai Gambir, nanti ke Bandara Soeta naik DAMRI, opsi kedua naik Uber/Grab, sekalian nyoba. Pas sampai di Gambir, saya menuju mushola stasiun tersebut dulu, sangat disayangkan, stasiun segede itu musholanya cuma sempit, bau apek lagi karpetnya. Kepada pihak pengelola Stasiun Gambir, saya mohon perhatikan fasilitas primer ini.
Setelah subuhan, saya balik ke lantai dua, duduk-duduk bentar di sana, soalnya masih ngantuk setelah perjalanan semalam. Pas lagi duduk bentar, ada orang duduk di sebelah saya. Saling sapa, ngobrol, jebul dia orang Klaten juga, baahh, dunia memang sempit. Tapi mas nya yang saya belum ketahui namanya itu sudah berdomisili di Semarang. Dulu ternyata dia juga alumni SMA 3 Klaten, sama juga. hahaha.
Biasalah kalau ketemu orang sesama daerah di daerah lain, pasti ngobrolnya nggak terasa. Dan akhirnya saya lupa kalau belum mandi. Padahal waktu itu sudah menunjukkan pukul 05.45 WIB.
Akhirnya pamitan sama masnya itu, dan nyari tempat mandi. Karena toilet di Stasiun Gambir tidak memungkinkan untuk digunakan mandi, akhirnya saya nyoba fasilitas keren dan mahal lagi yang ada di Stasiun Gambir, yaitu Shower Room.
Shower & Locker Room Stasiun Gambir / foto: dok.pribadi |
Shower Room ini adalah tempat mandi premium yang bersih, pakai shower, ada sabun, shampo, pengering rambut, setrika, locker room, dll, yang letaknya di lantai 2 sisi selatan stasiun. Sebelahan sama Hotel Transit Gambir.
Saya sebenarnya sudah tahu info ini sebelumnya, jadi nyarinya nggak susah. Setelah sampai di Shower Room, ternyata mesti ngantri dulu, kamar mandinya cuma ada 4 ternyata. Dan saya kemarin dapat antrian nomor 6, padahal waktu itu masih di nomor 2. Busyet dah nunggu lama…. :v Saya jadi agak was-was kalau kesiangan nanti telat.
Pas nunggu antrian, tiba-tiba si mas orang Klaten tadi, datang lagi. Eh dia juga mau ngantri mandi. Wong Klaten maneh….
Berkat kesabaran, akhirnya giliran saya tiba, dan terima kasih kepada mas-mas antrian nomor 5 yang telah mendahulukan saya. Mandi selesai, lihat jam ternyata udah pukul 06.40 WIB. Busyet… :v padahal target saya berangkat ke Soeta itu dari Gambir jam 06.00 WIB. Haha, yowes lah, saya santai saja, tetap berdoa semoga perjalanan lancar nggak macet.
Owh ya, mau tau berapa tarif mandi di Shower Room tadi? Nih bill nya…
Hahaha, keren ya, mandi cuma beberapa menit Rp 65.000, Keren kan…. :v Sebenarnya saya nggak masalah dengan biaya-biaya yang cukup mahal, asal itu bisa menambah pengalaman dan tentu ilmu yang bisa diambil. Karena kadang saya mendapatkan seseorang yang terlalu pelit sama dirinya sendiri untuk sesuatu yang baru. Dan pada akhirnya tak mendapatkan sesuatu yang baru pula. Hidup tak selalu dinilai dengan uang guyss.. 🙂 #ceramah
Saya langsung turun dan nyari transportasi ke Soeta. Dari yang semula mau naik DAMRI, akhirnya saya rubah dari naik taksi online, dan pilihan saya jatuh pada Uber X. Karena nggak sempet sarapan, lagian nggak biasa sarapan pagi-pagi, akhirnya cuma mampir minimarket di Gambir buat beli susu sama beberapa roti. Biasanya sarapan pukul 09.00 😀 Tolong jangan dicontoh ya Sahabat Indonesia Sehat dimana pun berada.
Nggak lama, Uber pesanan datang. Alhamdulillah…. Dan pas mau naik Uber ini, saya cek Twitter, ternyata Kang Anjari nanya posisi ku, aku jawab lagi menuju ke Soeta, padahal yang lain udah di sana. 😀
Sopir Uber Apa Preman?
Waktu itu nunggu di depan pintu masuk Stasiun Gambir, nggak lama Uber pesanan datang, dengan mobil Avanza lama. Dari hasil bincang pagi bersama drivernya, diketahui namanya Yusril (Nama Samaran), sudah sekitar setahun gabung di Uber. Umurnya sekitar 30an, cuma pakai celana pendek, kaos oblong. Ternyata dia abis nganter anaknya sekolah, terus dapat order dari saya. Rejeki mu pak….
Pas di jalan ngobrol ngalor ngidul, dan ternyata dia orang Pacitan. Lhah, wong jowo maneh.
Karena saya kasih tau kalau pesawat berangkat jam 08.30 WIB, dia minta izin buat ngebut. Ya monggo lah, saya sih santai saja, lagian ngebutnya di Jakarta itu beda sama di Klaten.
Pas udah masuk tol, obrolan masuk ke ranah pribadi dan pengalaman si driver. Mulai bahas jalanan berlubang di Jakarta vs Jogja, hingga tragedi perkelahian si driver dengan tentara.
Iya, saya agak kaget. Kalau kebanyakan orang nggak suka sama tingkah polisi, lha si driver ini malah nggak suka sama tingkah tentara. 😮 Dia pun menceritakan pengalamannya ribut sama tentara pada masa lalu. Sampai-sampai si driver nunjukin bagian jidatnya bekas perkelahiannya sama tentara. Busyet, ini driver dulunya preman kali ya… Tapi intinya dia ribut bukan karena dia salah, tapi dia merasa dilecehkan. Dan dia merasa nggak bisa ngadu ke siapa-siapa. Dia merasa rakyat sekarang ini itu nggak ada yang ngayomi. Mau ngadu ke yang berwenang cuma dicuekin, alhasil cuma bisa ngandalin LSM. Itu menurut driver tersebut.
Terus yang menarik, si driver tersebut cerita kalau tentara udah Letnan itu sulit diajak berantem. Soalnya cara berantemnya udah bener. Nggak kayak yang prajurit. Masalahnya dia juga udah pernah berantem sama Letnan. 😮
Obrolan terus berjalan, tak terasa sudah sampai di Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta. Dengan berat hati, saya harus mengakhiri obrolan dengan pak driver tadi. Biayanya Rp 104.000 saya bayar pakai Debit Card, sebelumnya di aplikasi sudah saya sett pakai Debit Card.
Waktu itu menunjukan pukul 07.50 WIB, kalau nggak salah. Saya pun langsung menuju titik kumpul rombongan di depan BNI Bandara Soeta.
(bersambung di bagian II…..)
Baca juga Artikel Terkait “Nusantara Sehat”!
- Part 1 : Nusantara Sehat : Merajut Mimpi Bersama Kemenkes RI
- Part 2 : Nusantara Sehat : Terpilih Menjadi Bagian dari Sahabat Indonesia Sehat
- Part 3 : Nusantara Sehat : Kantor Kesehatan Pelabuhan Sebagai Filter Penyakit Menular di Suatu Negara
- Part 4 : Nusantara Sehat : Data Driven Journalism, Memperkuat Berita Dengan Data
- Part 5 : Nusantara Sehat : Pengabdian Tulus Tim Nusantara Sehat
- Part 6 : Nusantara Sehat : Pulau Perbatasan dan HIV
- Part 7 : Nusantara Sehat : Dari Naik Pesawat Sampai Ketinggalan Kereta
Waahh, seru banget, ini. Aku bacanya nggak mau sampai ada yang terlewat satu kalimat pun. Pengalaman di perjalanab juga asik. Ternyata Tokopedia jual tiket? Ternyata di Gambir ada show room?
Iya mbak, bukan Show Room tapi Shower Room 😀
Baru tahu ada kamar mandi eksklusif di Stasiun Gambir, harganya juga lumayan juga euy. Yang pasti harga sebanding lah sama kualitas ya.
iya mbak, sebenernya sih sama kayak kamar mandi pada umumnya, cuma lebih bersih & lengkap. 🙂
wah nambah pengalaman baru lagi kak..
btw itu dulu saya naik Dwi Pangga gak seperti itu, keren amat keretanya mas..rangkaina baru ya..
btw saya ke gambir kemarin mandi grtis karena semua di biayai KAI haha
wih enak ya, mandi di toilet sebelah mana
WOW sama toiletnya mas. Tapi bener, pengalaman itu yang utama. Masalah duit, bisa dicari lagi 🙂
Iya mas 😀 Belum tentu besok ke sini lagi kan 😀
ngobrolnya musti dipasang alarm nih Firman biar ga lupa waktu hehhee
sala sehat dan semangat
Hebat,semua pengalamannya serba mewah.eksekutif benar. Kalau aku pasti kelas ekonomi.
Haha, nah karena biasanya kelas ekonomi itu makanya saya nyoba yang eksekutif, kapan lagi nyoba 😀
Ini di jam gitu Mbak mandinya? Mau ke Jakarta dan kayaknya mepet jam nya, ada rencana nyobain shower room nya, hahaha
Saya mas. :3
Kalau mau nyobain siap antri…
ooops sorry Mas xD
okaay deh noted, bakalan di coba hehe