Sudahkah Anda tahu jenis-jenis kopi yang tersebar di sekitar kita? Bagi pecinta kopi mungkin akan sangat familiar dengan nama-nama kopi seperti kopi arabika, kopi robusta, dan lainnya.
Tapi sudah tahukah perbedaan dari masing-masing kopi tersebut? Jika belum, artikel kali ini akan membantu Anda untuk mengenal jenis-jenis kopi yang saat ini sering dikonsumsi.
Sebelum kita mengenal lebih jauh tentang jenis kopi, alangkah baiknya kita ketahui dulu sejarahnya. Konon, tanaman kopi itu dulu awalnya dari daerah Afrika. Lambat laun tanaman yang diambil bijinya untuk dikonsumsi ini mulai menyebar ke berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. Nah, di Indonesia sendiri kopi dibawa oleh bangsa Belanda sekitar tahun 1896.
Pada waktu itu, kopi yang dibawa pertama kali ke Indonesia adalah jenis kopi arabika. Ternyata pada perkembangannya, kopi arabika ini tidak tahan terhadap salah satu penyakit HV (Karat Daun) yang menyebabkan tanaman kopi mati. Sehingga pada masa kolonial dulu, diperkenalkanlah kopi jenis lain yakni kopi robusta dan liberika. Jenis kopi ini diklaim lebih tahan penyakit HV tersebut.
Tanaman kopi ini memiliki karakteristik yang bisa tumbuh di daerah tropis, baik dataran rendah maupun dataran tinggi. Tapi kalau di Indonesia mungkin kita sering melihatnya tumbuh di datarang tinggi.
Itu sedikit penjelasan mengenai sejarah kopi di Indonesia. Sekarang kita coba mengenal jenis-jenis kopi yang ada dipasaran.
1. Kopi Arabika
Tentu sudah pernah mendengar ya. Kopi arabika ini memang kopi nomor satu di dunia. Artinya kopi ini memang banyak disukai oleh masyarakat di seluruh dunia. Kopi arabika menguasai 70% pasar kopi yang ada di dunia, wow. Kopi ini memiliki rasa yang terbaik. Nah, karena tanaman kopi arabika ini rentan terhadap penyakit HV, maka mayoritas tanaman kopi arabika ditanam pada ketinggian 1000-2100 mdpl.
Masa panen kopi arabika ini tergolong lama, yakni setelah umur 4 tahun baru bisa dipanen. Waktu ini tentu untuk menghasilkan kualitas kopi yang baik. Ciri kopi arabika yang telah matang adalah ditandai dengan bijinya yang berwarna merah terang dan biji mudah rontok bila sudah matang. Untuk itu kopi arabika biasanya dipanen sebelum biji rontok agar kualitasnya tidak turun. Untuk proses pengolahannya dilakukan dengan proses basah. Dari sisi biaya jelas lebih mahal karena kondisi masih basah, tapi dari sisi kualitas justru akan menghasilkan kopi yang benar-benar bermutu.
2. Kopi Robusta
Jenis kopi yang satu ini menempati urutan kedua dipasaran kopi seluruh dunia. 28% kopi robusta ada dipasaran. Jika kopi arabika harus tumbuh di lahan yang tinggi agar tidak terserah penyakit HV, kopi robusta bisa tumbuh diketinggian 400-800 mdpl saja. Dari segi masa panen, kopi robusta juga tergolong lebih cepat yakni umur 2,5 tahun bisa panen. Ciri khas biji kopi robusta ini memiliki warna merah gelap ketika sudah matang dan bentuknya bulat. Meski sudah matang, biji kopi robusta tidak mudah rontok dan tetap kuat menempel di rantingnya. Harga kopi robusta ini jauh lebih murah bila dibanding kopi arabika. Untuk itu dalam proses pengolahan biji kopinya menggunakan proses kering agar lebih menghemat biaya produksi.
3. Kopi Liberika
Kopi liberika ini memiliki keunik dibanding kopi arabika dan robusta. Yang mana jenis kopi yang satu ini bisa tumbuh di dataran rendah yang tidak bisa ditumbuhi kopi arabika maupun kopi robusta. Tanaman kopi liberika memiliki ciri fisik yang lebih besar baik dari ukuran daunnya, cabangnya, maupun tinggi pohonnya.
Meski penikmat kopi liberika tak sebanyak kopi arabika dan robusta, tapi kopi ini memiliki keunggulan dalam masa tanam. Kopi Liberika bisa berbungan setiap tahunnya. Sehingga masa panennya pun lebih cepat. Di Indonesia sendiri kopi liberika bisa ditemui di daerah Pulau Jawa dan Sumatera (Lampung).
4. Kopi Excelsa
Ada yang pernah denger kopi excelsa? Kayak aplikasi office saja ya namanya “Excel” hehehe. Nah, jenis kopi yang satu ini bisa tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian 0-750 mdpl, wow. Keunggulan lain, kopi excelsa juga mampu bertahan dalam kondisi cuaca kering dan suhu panas. Selain itu, lahan yang digunakan untuk menanam kopi excelsa ini juga istimewa, bisa tumbuh di lahan gambut. Tak heran jika beberapa daerah di Indonesia yang memiliki lahan gambut, banyak terdapat kopi jenis ini. Seperti di daerah Jambi misalnya.
Baca juga: Cara Menikmati Kopi Agar Lebih Berarti
Selain jenis-jenis kopi di atas, masih ada banyak lagi jenis kopi yang dibudayakan oleh masyarakat di dunia. Misalnya Kopi Dewevrei, Kopi Kapakata, Kopi Arnoldiana, dll.
Lalu Anda sudah mencoba jenis kopi mana saja? Jika masih penasaran dengan kopi-kopi di atas, lebih baik cari tempat yang jual kopi. Beli lalu nikmati…
ternyata jenis tanaman kopinya yang berbeda ya, baru tau.. kirain yang dimaksud jenis kopi berdasarkan regional, misal kayak kopi lampung, kopi toraja.. hehe..