Ada kalanya dalam sebuah hubungan dihinggapi rasa penantian yang cukup panjang. Janji dan keinginan yang terus berdatangan tak diiringi dengan tindakan yang membuat hubungan semakin legal.
via http://snapwiresnaps.tumblr.com/post/120621234530/colby-schenck-www-schenckphoto-co-free-under |
Itulah mengapa sebuah pacaran baiknya tak dilakukan dalam intensitas yang cukup panjang. Ini bukan soal melarang maupun membiarkan pacaran, tetapi lebih kepada sekedar memberikan keyakinan dan kepastian pada sebuah hubungan yang terus berlenggang mengikuti arus kehidupan.
Bagi sang perempuan, mungkin selalu siap kalau diajak melegalkan hubungan kapan saja, tapi bagi lelaki? Tak jarang yang kadang-kadang mengelur waktu dengan berbagai alasan.
Untuk kamu para perempuan, pastinya ada yang mengalami hal seperti ini. Yakinlah, ini bukan masalah ketidakpastian atau ketidakseriusan dari seorang lelaki. Karena bagi lelaki, sejatinya ingin menjadi pendamping yang sempurna ketika prosesi pelegalan nanti. Yah…meski tidak bisa 100% sempurna, minimal sudah memiliki kemantapan batin dan lahir ketika nanti sudah berstatus suami istri.
Ini alasan-alasan mengapa lelaki kerap mengulur waktu ketika diminta untuk segera melegalkan hubungan.
1. Menikah bukan semata-mata merubah status hubungan
Jika hanya menuruti nafsu belaka, sekarang pun bisa dilangsungkan prosesi pelegalan sebuah hubungan. Dari yang semula berstatus lajang menjadi menikah. Ya, memang mudah, jika itu hanya dilandasi oleh nafsu birahi. Tapi, sejatinya bukan ini, menikah bukan semata-mata merubah status hubungan, tetapi lebih kepada mental. Ketika sudah bersuami istri, tentu ada batasan-batasan yang harus dirubah. Gaya pergaulan, pola pikir, egoisme, keterbukaan, dan lainnya harus dirubah karena sekarang sudah memiliki tanggungan yang akan menemani sehidup semati. Di sinilah lelaki mulai ingin merubah ‘dirinya sendiri’ terlebih dahulu untuk bisa siap ketika sudah mengaruhi kehidupan dan tanggung jawab baru nanti.
2. Ada keluarga yang harus dibantu terlebih dahulu
Si Dia mengelur waktu untuk melegalkan kamu kadang ada faktor dari keluarga dia sendiri. Ya, kadang ada lelaki yang ingin membahagiakan keluarganya terlebih dahulu, dan ini biasanya dari segi materi. Oke…bisa saja ini dilakukan ketika sudah beristri, tapi tentu jika sudah beristri akan memiliki tanggung jawab baru dan dia harus membaginya antara istri dan keluarga (Bapak, Ibu dan saudaranya). Kasus ini kadang muncul bagi mereka lelaki yang sangat mencintai keluarganya, apalagi jika kondisi perekonomian keluarga sedang sulit. Dia ingin bertanggungjawab terhadap keluarganya dulu.
3. Si Dia Ingin Menuntaskan Urusan Pribadinya Dulu
Bisa jadi Si Dia ingin menuntaskan urusan sendiri dulu agar ketika sudah beristri nanti tidak ada masalah pribadi yang masih menghampiri. Di sinilah peran kamu untuk mendukung si dia menuntaskan masalah dirinya. Support kamu sangat penting untuk dia. Ada kisah nyata, yakni seorang artis yang baru dua bulan berkenalan dengan seorang perempuan, ia justru malah kena kasus dan dipenjara selama hampir lima tahun. Selama lima tahun ini perempuan tersebut justru memberikan support untuk dia dan setelah si artis ini keluar dari penjara, ia berencana akan segera menikah.
4. Si Dia Ingin Lebih Mandiri
Siapa sih perempuan yang punya suami yang mandiri? Mandiri disini sangat luas artinya, baik mandiri dari sisi pemikiran, sikap, hingga materi. Ya…meskipun syarat nikah yang utama tidak harus memiliki rumah sendiri, pekerjaan tetap, mobil, dan materi lainnya. Tapi ketahuilah, seorang pria yang mengulur waktu untuk hal seperti ini hanya ingin nanti istrinya bisa lebih bahagia. Meski…bahagia itu bukan harga ukurannya. Tetapi di sini ada sebuah kebanggaan tersendiri dari hasil kerja keras yang seorang pria sudah lakukan.
Ketika kamu para perempuan mendapatkan pria yang seperti ini atau ada yang sedang mengalami hal seperti ini, jangan jauhi dia. Ajaklah untuk terbuka dan bercerita apa yang seharusnya dilakukan untuk kebaikan bersama agar diantara kamu dan dia tidak ada saling curiga. Sehingga kalian berdua bisa menatap masa depan yang bahagia dengan sebuah rencana yang sama dan dukungan yang spesial dari orang-orang terdekatnya.
Dan untuk para lekaki, mari berbenah diri untuk bisa siap melegalkan dia dengan sepenuh hati tanpa harus mengorbankan hari-hari untuk masa depan yang tak pasti.
Pengalaman pribadi ya virman? Xixi
Tapi, aku sebagai cewek pun gitu sih. Keputusan pernikahan bukan sekedar cinta ga cinta, tapi banyak pertimbangan. Entah keluarga, urusan pribadi, mandiri ekonomi, dll
Haha nggak lah, itu cuma hasil riset hahaha